Nanggung deh, mumpung suasana
blog lagi kopi-able..
“Mas, mbengi iki selo ra ?” Begitulah kiranya bunyi sms di nokia jadul saya suatu malam..
Disela kesibukan anak kos,
adakalanya memang benar kalo dibutuhkanlah refreshing untuk mengatur kembali
saraf-saraf yang terlalu tegang akibat terlalu lama berkutat di depan laptop.
Malam itu saya diiming-imingi
oleh temen, Faizal, adanya tempat nongkrong ngopi asik di Solo. Tawaran yang
sungguh jarang selama saya di kota Jokowi ini. Meskipun saya bukan kopiholic,
tapi sebagai lelaki, kopi tetap menggoda..HUHAH!!
Kumpul di sebuah masjid di
bilangan Kotta Barat ba’da isya’, saya berangkat bersama Masaren, Adit, dan
Faiz temen kamar sebelah kosan. Tak sulit menemukan lokasi janjian, begitu
bertemu Faizal tanpa basi-basi langsunglah kami melipir menyusuri gang di Kotta
Barat ini dan benar, setelah menikmati beberapa polisi tidur, tempat kongkow
kopi kami sudah didepan mata.
Dibalut warna coklat dari ornamen
kayu di setiap sudut ruangan dan sinar lampu agak temaram di setiap meja yang
membuat suasana terasa hangat, kami masuk kedalam dengan disambut musik jazz
lawas yang mengalun selow... asik bener..
Sebagai orang yang cupu-kopi,
saya niat milih belakangan, biar temen-temen duluan, mengamati lingkungan
ceritanya. Ternyata hanya masaren yang langsung menentukan pilihan, sisanya
11-12 dengan saya. CUPU-KOPI. Bermacam macam pilihan yang tersedia di list menu malah membuat kami bingung,
dengan sok iyes, saya pilih menu KOPI FLORES BAJAWA!!! Auk deh yang lain pilih
apa. Cemilannya kentang goyeng dan ketela keju-keju gitu..
Begitu datang langsung disikatt. |
Pesanan datang! Semerbak wangi
kopi membuat malam seakan makin panjang.. Sajiannya sederhana, saya suka. Kopi menurut saya ya emang harusnya
gini, di cangkir berkuping juga gula sachet kecil sebagai opsional. Cemilannya
pun demikian, kentang krispinyapun disajikan dipiring gembreng yang motifnya kayak jaman SD dulu, lawaaas banget...
keCUPU-KOPI-an saya berlanjut.
Seolah sudah ndak sabar menikmati,
saya sendok saja busa yang masih menggumpal dibagian atas yang ternyata itu
adalah butiran kopi. Dan ketika diicip.... WUUUUUEEEEKKKK.. PAIT PUOOL... Rasa
penasaran saya juga dilakukan oleh Faizal dan reaksinya sama, PAIT! untung
Faizal pesen air putih. Adit dan Faiz juga sama. Disini kami merasa menyesal
milih menu.. hahahah
Sang penghancur rasa |
Berusaha positif thinking, saya tambahkan gula sachet yang disediakan mas-mas tadi, pun juga Faizal. Gula sachet ditabur, diaduklah kopi dalam
cangkir, ALAMAK!! Kopi dan ampasnya nyampur lagi.. begitulah mimik kopi, harusnya
nunggu ngendap dulu
Seruput kopi+gula sendok yang
pertama, WUUUEEKKKK!!! Masih pait.. Ini yang salah kopinya atau lidah saya yak?
Masaren nampak enjoy aja srupat-sruput sambil mengebulkan asap. Hal yang
berbeda nampak di raut muka Faiz, Adit, Faizal, dan Saya. Kami berusaha tegar..
Ah, tidak. Faizal menyerah di seruputan yang ketiga, seruputan kopinya terhenti
karena ndak kuat sama paitnya rasa
alami indonesia ini. Saya, Faiz, dan Adit masih berusaha menyeruput pelan
dengan rasa tak percaya kenapa kopi bisa sepahit ini. Meskipun kalau kata Adit
ada rasa pedes dan kecut-kecut sedikit, tapi ya 98%-nya pait. Bajindul sekali!
Hampir saja saya menyerah dalam
pahit ketika kemudian masaren memesan gula tambahan 4 sachet mini.. 2 sachet
ditambah membuat kopi saya terasa agak lumayan meski pahit tetap gendolan di lidah saya. Rasa yang lucu.
Penyelamat yang gagal |
Sebagai tombo pait, dua gelas kopi berjenis latte ditambahkan dalam pesanan dan rasanya seperti minum air
putih. Sungguh, pahit BAJAWA sepahit-pahitnya kopi.. Kopi (asli) dari timur
Indonesia ini sukses memperdaya saya lewat aromanya saja.
Malam itu saya dan CUPU-KOPI
lainnya pulang dengan mata jereng selama dijalan, sesampainya dikosan ya tetep
molor sejadi-jadinya, hanya masaren yang melek sampai jam 6 pagi.. hahahahah
Lain kali jika ada yang mainan
quotes : “Pahitnya kopi tak sepahit hidup ini..”, bakalan tak tantang dan tak
ajakin pait-paitan disini. Suwer, pait bet!
Sungguh saya lebih cocok kopi sachetan entah whitecoffe atau semacamnya. Itupun dengan resiko abis ngopi air
pipis bakalan beraroma whitecoffe.. hahhahahah...
ya kan? ya gak si?
...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar