Bagian sebelah barat rumah memang cukup rindang. Adanya kolam yang sejak saya mampu inget pertama kalipun, kolam itu memang sudah ada. Lawas.
Ditepiannya banyak ditumbuhi pepohohan dan semak. Rumpun bambu yang juntaiannya hingga sampe kolam menghias disebelah selatan kolam. Rumpun bambu itu sekaligus menjadi batas pekarangan bapak dengan kolam itu, yang notabene milik tetangga, kami biasa menyebutnya Mbah Lurah.
Bersebelahan dengan rumpun bambu itu, ada pohon jambu air yang cukup besar dan tinggi. Buahnya memang sudah ndak bisa dimaem, wong tingginya dah sekitar 15-20 meter, angel le apek, ketinggian, tur buahnya nggak enak enak gitu juga.
Asiknya, walaupun musiman, buah dan bunga jambu besar itu "selalu" menarik minat burung- burung. Selalu absen disitu, manuk deruk atau Burung Derkuku liar. Biasanya sehari tiga kali mampir. Persis pagi siang sore menjelang maghrib.
Bajing atau bahasa bekennya squirrel juga lagganan kesitu. Ada makanan gratis kok. Kebetulan juga, di deketnya tumbuh pohon kelapa, jambu biji, dan pisang batu (gedang kluthuk) serta rambutan yang agak keselatan jauhan jadi ya emang jalurnya bajing-bajing itu .. asik..
Adapula pohon sawo disebelah utara kolam yang dulu menjadi langganan Prenjak dan empit (peking).. Tapi sekarang kayaknya jarang-jarang..
Dulu di sebelah timur-depan rumah, ada pohon ketapang yang menjadi rumah burung gagak. Tapi itupun kini tak bersisa jejaknya. Ya jaman berubah orang main senapan, pengen miara burung, akhirnya diburu dsb.. Pait. Nggak asik memang, tapi itulah kenyataannya. Atau memang yang asik terkadang harus pait? Who knows?
Saya kebetulan memang lagi demen dengan pohon yang disukai burung, ya mungkin kedepan posting pohon-burung lagi.
Siapa yang nggak suka burung?
Siapa yang nggak suka pohon? Ijo?
Ada yang punya cerita pohon dan burung?
*pict pohon jambu derkuku sebelah rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar