Agak lebay boleh lah sedikit. Saat ini saya
memang sedang banyak muter muter di daerah yang lokasinya berada di tengah
jawa, Kabupaten Grobogan, lebih tepatnya Kecamatan Gubug. Setelah hampir berbulan bulan saya nggak jalan-jalan.. akhirnya
saya berkesempatan untuk pulang itung-itung sambil jalan-jalan...
FYI. Saya saat ini nggak make Saprol lagi. Ada sesepuhnya, Mbak Susi (supra X 100cc
ber akta kelahiran tahun 2000) yang kelamaan nongkrong di rumah, lalu saya
berdayakan kembali untuk menemani saya di usianya yang sudah 16 tahun. Hehehe..
Untuk cerita bareng Susi saya cerita kapan kapan saja ya..
Hari Sabtu, saya rencana balik ke kota tanah
air, Purworejo , sebenernya Jum’at sih, tapi karena hujan dari
siang setelah dzuhur jadi yaaa... BATAL.!
Ketemu yang model beginian pas baru mau mulai jalan... SUSI LANGSUNG BERASA BE-EM-WEH |
Saya berencana “jalan-jalan” bareng Dimas. Rute
yang biasa ya via : Gubug – Godong – Purwodadi – Gemolong – Solo – Klaten –
Jogja – Purworejo, ya mungkin sekitar 180-an km. Itu sudah biasa karena kalo
main ke Solo, saya juga lewat situ. Berkat info dari Owok dan diperkuat dengan
gombalan kakak angkatan dan teman di Gubug, Saya dan Dimas memutuskn untuk
lewat jalan baru. Dalan Alas ( Jalan
Hutan) yang akan kami lewati adalah via Kedungjati. Rutenya : Kedungjati
langsung tembus Kota Salatiga, dan dari Salatiga kami akan pisah menuju tujuan
masing-masing. Dimas akan langsung balik Klaten/Sukoharjo sedangkan sayaakan
mampir Jogja dulu, ketemu Owok. Sehingga rutenya yaitu :
Saya: Gubug – Kedungjati – Kota Salatiga –
Magelang – Jogja
Dimas : Gubug – Kedungjati – Kota Salatiga
–Boyolali – Kartasura – Klaten/Sukoharjo
Jujur kali ini saya belum tahu jaraknya,
pokoknya Mbak Susi saya isi fulltank di SPBU, Mbit-nya Dimas
juga isi fulltank karena katanya gak
ada SPBU sampai Salatiga (kalo eceran ada pastinya). Susi mungkin mampu
bertahan dengan ½ tangki, tapi Mbit karbunya Dimas jelas lebih ngowos, kalo
ndak diisi full ya ndadak
berhenti untuk minum premium di jalan..
Kami berangkat jam 8-an pagi. Pamitan dengan
temen-temen kontrakan langsung GAS! Susi dengan umur 16 tahun tentu ndak seprima Mbit-nya Dimas yang berakta
tahun 2010-an. Selisih 10-an tahun jhe!
Saya
jalan santai saja, mengarah Kedungjati di 60-80-an kpj. Dimas setia di
belakang. Baru saja keluar SPBU eh udah ketemu motor sapi sendirian, BMW R1200GS lengkap dengan Pannier di samping
kanan-kiri dari arah sebaliknya. Wah, rutenya asik sepertinya. “Wong sekelas BMW aja lewat sini kok..”
Seperti yang telah diinfokan ke kami
sebelumnya, jalannya bagus dan konblok. Yak betul konblok dan jedak jeduk
ditiap jedanya. Seinget saya jalan konblok bertahan hampir dikeseluruhan rute
ini hingga Kota Salatiga. Perjalanan awal merupakan paduan jalan konblok dengan
suasana khas desa, desa tepian hutan yang ndak
rame –rame banget. Jalan mulai agak naik ketika memasuki batas Kecamatan
Kedungjati, dan terus semakin asik. Dimulai dengan permukiman yang khas suasana
desa hutan, lanjut disambung dengan ladang jagung, hingga sejauh mata memandang
jaguuuuuung kabeh... dan tampak kejauhan bukit bukit teletabis (tapi isi jati).
hahahaha
Pemandangan Kedungjati yang bisa dijumpai selama perjalanan |
Suasana perjagungan mulai berganti, ditandai
dengan jalur berkelok dan hutan jati mulai menyapa kami. Saat itu permukiman
sudah nihil, alias hanya hutan jati dan mahoni yang menemani perjalanan.
Beruntungnya, jalur Kedungjati ini sepertinya
jalur alternatif sehingga dengan jalan beton mantap dan tidak begitu banyak
kendaraan yang lewat. Semakin membuat perjalanan pagi itu amazing!!. Kami memacu mbit dan Susi tidak melebihi 70 kpj. Asik!
Keluar hutan jati, memasuki daerah permukiman
pusat kecamatan Kedungjati, ada pasar yang cukup ramai, disini mbit dan susi
jalan di sekitar 30-40-an kpj.
Ada yang khas dari bangunan rumah disini.
Mungkin karena ketersediaan bahan baku kayu yang cukup melimpah, Kantor Polisi Sektor
(Polsek) Kedungjati bangunannya juga dibangun dengan kayu, dan masih
menggunakan arsitek kuno (atau memang bangunan kuno yak?). Jalanan yang semakin
bervariasi dengan kadang disisipi dengan jalanan aspal. Kami juga mulai melihat
ada rencana jalur kereta baru yang sedang dibuat di jalur ini. (atau mungkin
lebih tepatnya jalur lama yang dihidupkan kembali? Entah.. yang pasti jalur ini
juga membelah di bukit-bukit kebun karet PERHUTANI yang menyapa kami selepas
Kecamatan Kedungjati.
Dengan keterbatasan alat pengambil gambar
karena hp samsul dimas sedang jebot, dan sola yang memang batrenya wis wayahe ganti meneh kami hanya
berhenti di satu spot, yang menurut kami pas untuk ngaso karena ada tempat motornya. Lokasinya sudah memasuki Kabupaten
Semarang sepertinya.
Bersiap memasuki dunia alas karet |
Sedikit foto untuk kenang-kenangan yang
pertama, karena kami/saya pasti akan lewat sini lagi. Pasti. Selesai foto 3 atau 4 jepret kami lanjut
lagi. Dengan jalan yang relatif tidak bercabang, kami mudah untuk mencapai
Salatiga kota, tinggal belok ke kiri menuju arah Solo..
3. dokumen pribadi
[bersambung..]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar