Halaman

Rabu, 24 Februari 2016

Kedungjati bersama Susi [bagian 2] Susi Ngambek

......

Selepas berpisah di Salatiga, tepatnya di pertigaan ring road selatan Salatiga. Dimas langsung lurus mengarah ke Boyolali, sedangkan saya melanjutkan dengan belok kanan menuju ring road. See you Dimas.. Jalan ring road Salatiga cukup mulus dengan sedikit menanjak ditengahnya. Seperti yang sudah sudah jika lewat jalan ini, maka satu hal yang pasti adalah saya cek spot yang rawan (menurut saya lho ya..)

Spot rawan itu terletak setelah melewati jembatan yang posisinya berada di atas jalan ring road ini (semacam jembatan layang gitu lah..). beberapa kali saat lewat sini, saya sering menjumpai pengendara dengan motor melayang saat melewati turunan yang berkontur seperti potongan bukit, sehingga berasa langsung mak lhess... parahnya pengendara langsung dihadapkan dengan jalanan yang rusak. Jika tidak siaga pastinya berisiko terhempas dengan cukup keras. Mobilpun juga harus waspada disini karena beberapa kali saya lewat sini ternyata kondisinya masih sama, aspal mengelupas dan adanya lubang di jalan tadi. CATET!

Jalur Salatiga - Kopeng - Wekas - Ketep yang asik
Oke, lanjut, dari ring road Salatiga kemudian saya ambil kiri mengikuti plang penunjuk jalan menuju arah Kopeng. Mulai dari sini Susi akan disiksa. Mesin umur 16 tahunnya akan dipaksa menaklukkan setiap tikungan Kopeng – Wekas – Ketep sebelum akhirnya turun ke arah Magelang (lepas kota) sana.

Dengan kondisi akhir seal magnet yang bocor selama beberapa minggu, tentu oli netes terus, Susi ternyata masih mampu mengaruhi setiap tanjakan dan turunan jalur lereng Merbabu. Tentunya dengan ngos ngosan dan sering berpindah ke gear 2/3 untuk mengail tenaga lebih kuat. Body Susi yang sudah acak adut dengan hiasan cable ties dan kopyor di baut bautnya membuat getaran dan bunyi-bunyian yang aduhai, berisiknya hahahaha.

Asiknya sepanjang perjalanan mata dimanja manja pemandangan Gunung Merbabu, Andong dan Telomoyo yang menghijau karena sudah disiram-siram oleh hujan. Cuaca cerah juga memungkinkan untuk bermanja-manja dengan Merapi dan juga Sumbing di kejauhan.

Jalur yang penuh siksaan tanjakan dan turunan berhasil dilalui dengan cukup ngoyo akhirnya berhasil lewat. Dan tantangan selanjutnya adalah melewati turunan Ketep – Magelang yang ternyata sedang diperbaiki. Komstir oblak dan turunan sudah pasti bukan kombinasi yang cucok. Harus pandai pandai ngail rem depan kalau ndak mau komstir Susi semakin ambyar.

Selesai dengan urusan yang berhubungan dengan rem, saatnya menikmati mulusnya jalur antar provinsi :P. Magelang – Jogja yang mulus. Disini Susi dipaksa untuk memutar jarum speedo di angka 100kpj. Pokok-e kudu nyandak!

Puas mbetot gas Susi metode sak wudele dewe, ternyata sudah sampai di pertigaan yang kalau belok kanan mengarah ke Borobudur. Dari jauh lampu lalin sudah menunjukkan warna merah, tangan saya lepas dari grip gas, untuk melemaskan jemari yang terasa panas (karena ndak pake sarung tangan). Refleks tumit kaki kiri nginjek perseneling, turun ke gigi 3, setengah kopling say biarkan Susi rileks ngglundung...

Lho  kok Susi mati? Mungkin setelan gasnya kekecilan setelah dibetot 2,5 jam. Saya berusaha positive thinking dan menikmati menunggu lampu merah.

Dorong Susi rasanya tuh....
Bersiap meluncur kembali, stater tangan yang terasa tokcer saat berangkat jebul tidak bisa menghidupkan Susi meskipun saya coba tekan beberapa kali. Kaki kiri turun, kaki kanan langsung nggenjot kick stater. Sampe saya mulai gobyos dan lampu menyala hijau dan kembali merah Susi masih ndak mau menyala. Sein kiri saya hidupkan, mulailah saya dorong.
“Akhirnya ngambek juga kamu nduk....
Senyum menemani setiap dorongan langkah untuk Susi hingga sekitar 200 meter kemudian barulah ketemu bengkel. Sebelum diperiksa pakarnya, langsung saya vonis businya, dan benar saja, sudah waktunya ngreyen busi baru. Copot – Beli – Pasang - Beres!

Sedikit geber geber gas ala bengkel (wis biasa). Bayar 12.000 saja langsung saya ajak Susi mengarah ke kos Owok. Perjalanan dari bengkel hingga kosan yang berlokasi di Jakal km 10-an lancar jaya, bahkan saya rasakan tarikan Susi makin berisi disetiap pelintiran gasnya. Mantap.

Alhamdulillah saya sampe tujuan pertama sekitar jam 12.15-an dengan zero accident meski sempat nuntun Susi yang ngambek. Total perjalanan 4 jam lebih kali ini cukup mantap, sekarang waktunya istirahat. Ciaaooo....

Mampir burjo setelah ganti seal magnet.

Ket gambar:
1 www.rumah.com
3. koleksi pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar