Halaman

Rabu, 18 Maret 2015

Mencari Suksesor Si Biru



Nb :
  1. Mohon sambil sedia cemilan, karena cukup moler-moler surhatan saya ini
  2. Kalo bisa, kalo bisa ya, sambil ndengerin ost postingan saya ini :D

 Almost there – Opus orange ft Lauren Hilman


Sekitar awal 2009 (semoga ndak salah), mengawali karir dalam dunia permotoran saya setelah 2 tahun sempat menjadi alay yang sering biyayakan dan kurang septi dalam berkendara, saya memutuskan untuk mengikuti trend HELM BAGUS.

Sebagai anak putih-abu dari ndeso sebenarnya saya nggak serta merta mengikuti arus kawula muda saja, namun entah karena yang lagi mletik atau gimana, saya sadar saat itu, bahwa Helm merupakan pelengkap yang utama dalam berkendara. SUWER. 2009 juga seinget saya bapak-bapak kepolisisan mulai gencar dan disiplin dalam melaksanakan operasi helm SNI. HELM Batok? SIKAAAT!!!

Tahun 2006 menjadi awal saya memiliki helm (disini benar benar dirawat). Kaca pelangi yang membuat muka nggak kelihatan pas motoran. NECIS! Helm DMI apa adanya, dicat pilox  item doft dipasang kaca model gituan tadi, ditempel stiker sebagai pengganti merk. RAMUTU.

Setahun memakai helm itu, saya mulai tertarik dengan helm yang agak bagus, ada tabungan dan mengajukan proposal sama bapak, terbelilah BMC grafis halfface  dengan kaca yang masih pelangi namun umurnya tak lama karena harus hilang di halaman parkir.
Disini saya kadang merasa termehek-mehek...

Jaman bersama VOG Biru

Tambatan saya selanjutnya adalah VOG biru tua. Dengan kaca masih pelangi namun dengan tingkat kepelangian yang makin pudar alias mukanya bisa kelihatan. Nyaman. Hampir setahun bersama VOG akhirnya saya kepingin ganti lagi. L Lho Kenapa? Katanya nyaman? Saat itu saya mulai belajar jalan malam bersama si empit (dibahas lain kesempatan). Berkendara malam tentunya nggak semudah saat siang. Silaunya sorot lampu kendaraan kadang memaksa untuk lebih baik buka helm daripada kena jebakan lobang menganga, maklum jalan aspal antar kecamatan sungguh membutuhkan agiliti yang tinggi untuk ber zig-zag mencari jalan paling nyaman yang dapat dilalui si Empit. Dan VOG biru juga berakhir di tangan maling ketika di pake Mas Adi di Semarang.. bajindul..

Eaaaa – Koboy Juniors

Takachi, BMC, INK mulai mewabah dikala itu dan INK hijau Ninja sedang moncer moncernya. Tabungan saya sudah mulai wah untuk bakal calon helm nubie saat itu, 260-an ribu sudah ditangan. Bingung milih model apa yang akan cocok melindungi kepala saya. Apakah INK ijo ninja? YA, SAYA KEPINGIN!!! Muter muter lapak-lapak helm ada, saya akhirnya diberikan bisikan juga dimana lokasi yang menawarkan harga miring. Kebetulan teman saya saat itu juga baru saja beli INK ijo ninja dengan mahar 250 ribu. Di lapak hasil bisikan itu terpaut 5000 rupiah!! *sungguh saya mewarisi sifat jamak ibu ibu di dunia ini, sungguh...

Mlipir kesana. Benar saja, dilapak sederhana pinggir jalan, saya dibuat megap-megap ketika membuka kardus helm INK ijo ninja yang pesonanya ngungkuli Raisa saat itu.. SAAT ITU LHO YAA... Dibanderol dengan 245 ribu rupiah, sungguh mempesona.

Gemilang – Andien

Lama saya dilapak helm itu. Mata tak henti hentinya seliweran memandangi helm wah wah lainnya. Helm fullface yang sungguh saya bingung, kapan ya mampu beli dan make? Maklum helm hadiah motor empit wagu pol, ASIMO! HIH!

Ketika dompet yang berisi 260-an ribu sudah hampir keluar, disaksikan teman saya yang masih bangga memakai helm INK ijo ninjanya, saya  melirik warna biru di sela sela helm pajangan. Dompet saya tahan keluar kandang, kembali ke belakang pantat..., dan drama itupun dimulai..

 “Mas itu Mas, coba lihat..”  : telunjuk saya mengarah ke benda bulet warna biru

“yang mana? Ini?” : jawab si mas sambil nunjuk juga

“Ho’oh, merk apa e Mas? Kok baru tau..?” rasa penasaran say mulai mak bedunduk keluar

“Helm anyar ki GM.. Baru dateng.. baru disini..” jawab mase disertai mengulurkan biru-bunder itu kesaya.

“GM? Wah.. berapaan ini mas? : saya kepancing

“230/235 (*saya lupa)... mase menjawab dengan mengambil INK ijo ninja pujaan saya..

Saya mulai mikir.. siapakah nama mase penjual helm ini..

Dia atau Aku – D’Masiv

Pandangan mata saya tak mampu lepas dari kedua benda ini.. satu ijo polos satu biru dengan grafis grafis aduhai.. Maklum, untuk meminang helm INK halface grafis, saat itu harus merogoh kocek 275 ribu.. beda yang lumayan bagi nubi pas pasan macam saya ini..

Mase masih tampak seolah berusaha memikat saya dengan si ijo dambaan saya. Tapi hati ini berkata lain, jodoh dipelupuk mata sungguh tampak. Jelas banget malahan.. Selama saya wira-wiri nyari harga helm, bahkan ditoko helm yang cukup ternama pun saya belum pernah melihat wujud menakjubkan satu ini. LEBAY PUOOLL...

Niat saya bulat. 10 ribu, ( disini saya  ingat kalo harganya 235 ribu), saya ulang... 10 ribu itu lumayan, lumayan buat jengjeng, buat bensin si empit.. buat bakwan kawi 2000-an  dapet 5 jhe.. Saya mantap memboyong si biru. Biru muda tepatnya.. GM seri space city, nama kebarat baratan yang keren banget menurut saya yang cupu bahasa inggris..

"Hari-hari indah saya dimulai mulai hari itu juga..."

Empit yang warnanya item-merah putih-kuning-oren sungguh ndak klop blabar blas dengan space city yang biru muda.. yowesbenlah..

Empit ft Spacecity di pelataran parkir Sangiran

Mika kacanya transparan, kalo siang panas dan silau tapi kalo malem bening.. Hati saya ayem tentrem dibuatnya.. biarlah muka minor ini dikenali orang kalo pas lagi jalan.. buahahahaha cukuplah masker pinggir jalan menjadi penghambat debu masuk hidung saat harus berjibaku di jalan lintas kecamatan melawan asap hitam bakaran solar dari knalpot knalpot bus lokal.. sungguh tangguh saya ini..

Tahun silih berganti berganti, si biru spacecity senantiasa setia menemani saya dalam berbagai perjalanan.. panas terik kemarau dengan debunya. Hujan deras yang membuat kabur pandangan dan sakit ditangan ketika melaju bersama di empit, Liburan ke Bumiayu tempet simbah temen SMP.. menjadi pelindung selama menikmati bangku kuliah, menjelajah Gunungkidul, muter muter ke Blora Mustika, menjadi pelindung ketika musibah menerka saya bersama empit, melawan debu merapi dan kelud, wira-wiri Merapi dan Kaliurang, Parangtritis dan sekitarnya, Pacitan, menjelajah Solo  dan menikmati dingin-dingin nagih di Tawangmangu, hingga sampailah di penghujung tahun 2014..

Selimut hati - Dewa

Sudah 5 tahun rupanya. Terhitung 3 stiker nempel di sibiru spacecity. Bocal bacel selama menjadi petugas perlindungan kepala tak terhitung lagi. Baret dimana-mana.. kaca bening yang tak semulus dan sejernih dulu kala, busa yang semakin keras di pipi, karat mulai menghingap akibat kecerobohan saya yang semena-mena menantang hujan, belum lagi  kotoran yang tak mampu lagi dibersihkan padahal sudah di uwel-uwel segala macem deterjen.. satu kata si biru sudah tak mampu menemani saya lagi..

Barettt

Stiker Spacecity
Larut  - Dewa

Rangkaian Kata – Gita Gutawa

Tidak! Saya menolaknya! Saya masih setia bersamanya.. hingga saatnya, ketika saya harus berkendara malam beriringan dengan hujan.. Kaca si biru tak mampu lagi menghadang silaunya sorot lampu dan melimpahkan air hujan dari muka saya.. pandangan saya makin ndak jelas.. Disini saya sadar, bahwa sibiru tak mampu lagi menjadi pelindung saya. Saya tak mampu lagi mengelak akan umurnya.. saya harus melepaskannya

Awal Januari 2015, akhirnya dibukalah mesin pencari google via leptop dengan ata kunci “helm halfface” bersandingkan si biru disamping saya...

Kandidatnya MDS superpro, INK kelabu dan KYT kelabu juga. Mds superpro jelas, menurut namnya saja berbau bau supermoto ahhh.. saya sedang terpikat dengan supermoto-supermotoan.. sedangkan duo kandidat karena saya pernah terpikat dengan INK dan KYT tentu saja karena kualitas dan modelnya yang ca’em..

Kembali – Afgan

Wira-wiri lagi ke toko helm.. berselancar mengorek info di dumay saya mantap... INK halfface kelabu menjadi pilihan saya.. mampir ke toko helm sekaligus bengkel di Solo, MOSS yang letaknya di depan SGM.. saya melihat koleksinya cukup lengkap.. Ketiga kandidat saya ada semua.. Dan ternyata warna kelabu disini disebut dengan GUNMETAL.. keren... hahaha  Saya pilih INK HALFFACE GUNMETAL SERI CX 22 dengan MIKA CLEAR alias bening..

Mengapa halface (lagi)? Kepala saya ternyata masih terlihat wagu jika harus memakai fullface. Alasan simple tapi iya.. dan bajet yang dapat di hemat.. J
.......
Auld Lang Syne - Kenny G

The Way We Were – Barbara Streisand

Saya buka pelan pelan busa pipi kanan kiri si biru, terlihat bahkan karat sudah menghampiri di klip-klip-an dalam busa, ambil sikat dan mulai menggosoknya.. Si biru harus saya istirahatkan dengan bersih.. meskipun tak sebersih sewaktu saya meminangnya dulu kala. Mikanya yang penuh baret sisa abu vulkanik merapi dan kelud saya usap dengan kanebo basah.. Saya biarkan stiker tetap menempel padanya. Itu kenangan saya bersamanya. Baret-baret padanya biarlah menjadi kenangan saya kepadanya, kenangan terhadapNya atas pelindung dan penyelamat kepala saya ini.. byee

Bersama suksesor
Saling hadap
Daleman

 Mari menyongsong jalanan dan cerita baru bersama GUNMETAL..

Locked Out of Heaven – Bruno Mars


*percakapan sengaja saya bahasa Indonesiakan, biar memudahkan pembaca sekalian dalam mencerna surhatan saya ini... iyyyuuuwwhh...


Karaatt 
Bye Bye Spacecity.. :'(

.....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar