Halaman

Rabu, 23 September 2020

Meong Kota daeng Part 1

Ini cerita mengawali (calon) cerita kami yang lain di kota daeng. hehehe

Keluarga kecil saya alhamdulillah kok dikasih hiburan atau ingon-ingon yang ndilalah kok sangat lucu. Dua ekor pus meong entah punya siapa dan darimana datangnya. 

Dua jagoan sekuriti kami.
Pemakan belalang, kadal, wiskas, kodok ijo, tulang, kepala ikan, dan tetek bengek lainnya

Yang saya tau, satu yang warnanya item, hasil naturalisasi kami dari indukan kucing yang sering main ke tetangga sebelah, kemudian melahirkan, nah anaknya satu ini memilih ngganggu saya sekeluarga. akhirnya mau nggak mau sayang nggak sayang, dompet saya dan istri ikut berperan dan turut andil mbeli mbeli wiskas di toko terdekat.

Semula yang selalu lari-lari kalo dikasih kepala ikan teri, akhirnya mau masuk rumah, tilik main bareng  Angger (anak saya) diumurnya yang satu tahun baru saya boyong ke Kota Daeng ini.

Satu lagi warnanya kembang asem (oren - putih). Dilihat dari perawakannya sudah cukup berumur dia ini. Sudah cukup mengecap asam-garam dunia perikan asinan. Ini jagoan di lorong komplek kontrakan kami. Nggak ada yang berani sama si koceng oren ini, sekaligus mentasbihkan diri sebagai penguasa lorong dan jawara pemikat hati koceng koceng wedok.

Kami memberikan nama Heli untuk si item. dan Robet untuk si kembang asem. Heli nama lengkapnya Helikopter dan Robet, ya cukup Robet aja itu udah keren.

Ini Robet

Ini Heli

Heli dan Robet sama-sama sembarangan dan rodo ngawur soal tempat tidur. Sukanya di suket-suketan di taman deoan rumah. Ini akibat global warming kali ya. Saking panasnya cuaca di kota daeng. rerumputan adalah sebuah solusi alami tempat bobok mereka.

Ini cerita saya awal saya tentang mereka sekaligus perpisahan ke mereka.  setelah setahun bersama, kami sebagai kontraktor ( alias tukang kontrak) harus berpindah karena tuntutan dompet hahahaha.

Heli sempat saya bawa ke rumah baru. tapi baru sehari dia udah ngilang dan tak kembali. Sempat kami cari-cari dan ketemu, dalam kondisi dekil, tapi sudah nggak ngenal kami kami. Kalau Robet biarlah dia menjadi jawara lokal rumah lama kami. disana butuh jagoan untuk memimpin sebuah komunitas perkucingan duniawi.

Kami pasrah. Biar kami kenang dan foto-foto yang terus nostalgia untuk kami. Bonusnya beberapa bulan kemudian kami dikasih lagi koceng-koceng yang menemani kami sekeluarga.

Nanti saya cerita lagi deh.

Salam sehat selalu, jangan lupa pake masker.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar